contoh kalimat bumi bola salju

• The Proterozoic saw a couple of severe ice ages called snowball Earths.
  Pada Proterozoikum terjadi dua zaman es parah yang disebut bumi bola salju.
• Most paleoclimatologists think the cold episodes were linked to the formation of the supercontinent Rodinia.
  Kebanyakan Paleoklimatologi berpikir peristiwa Bumi Bola Salju berhubungan dengan pembentukan benua raksasa Rodinia.
• ...not only to the last ice age but to a snowball Earth of half a billion years ago.
  Bukan hanya zaman es terakhir, tapi bumi bola salju saat miliaran tahun lalu.
• After the last Snowball Earth about 600 Ma, the evolution of life on Earth accelerated.
  Setelah Bumi Bola Salju terakhir usai sekitar 600 juta tahun lalu, evolusi kehidupan di Bumi terjadi secara cepat.
• The snowball Earth hypothesis was originally devised to explain geological evidence for the apparent presence of glaciers at tropical latitudes.
  Hipotesis bumi bola salju asalnya dilontarkan untuk menjelaskan keberadaan nyata glasier pada latitude tropis.
• During the proposed episode of snowball Earth, there are rapid and extreme negative excursions in the ratio of 13C to 12C.
  Selama peristiwa bumi bola salju, ditemukan ekskursi cepat dan sangat negatif pada rasio 13C to 12C.
• The intensity and mechanism of both glaciations are still under investigation and harder to explain than the early Proterozoic Snowball Earth.
  Intensitas dan mekanisme kedua proses glasial tersebut masih dalam penyelidikan dan lebih sulit dijelaskan dibandingkan peristiwa Bumi bola salju yang terjadi pada eon Proterozoikum.
• The end of the Proterozoic saw at least two Snowball Earths, so severe that the surface of the oceans may have been completely frozen.
  Pada akhir eon Proterozoikum, Bumi setidaknya mengalami dua kali peristiwa Bumi Bola Salju yang sedemikian parah sehingga permukaan laut benar-benar membeku.
• This hypothesis has been termed "Snowball Earth", and it is of particular interest because it preceded the Cambrian explosion, when multicellular life forms significantly increased in complexity.
  Hipotesis ini disebut dengan "Bumi Bola Salju", dan diperhitungkan karena terjadi sebelum ledakan Kambrium, saat bentuk kehidupan multisel mulai berkembang biak.
• In the same way, during the Snowball Earths most of the continental surface was covered with permafrost, which decreased chemical weathering again, leading to the end of the glaciations.
  Dengan cara yang sama selama periode Bumi bola salju sebagian besar permukaan benua tertutup dengan permafrost yang kembali menurunkan pelapukan kimia, sehingga meningkatkan pembentukan es.
• Glaciation may have caused the Ordovician–Silurian extinction events, in which 60% of marine invertebrates and 25% of families became extinct, and is considered the first mass extinction event and the second deadliest.
  Glasiasi menyebabkan bumi bola salju, dan kepunahan Ordovisium-Silur dimana 60% dari invertebrata laut dan 25% famili punah, dan dianggap sebagai kepunahan massal pertama dan paling mematikan kedua.
• This may have caused a mass extinction, creating a genetic bottleneck; the resulting diversification may have given rise to the Ediacara biota, which appears soon after the last "Snowball Earth" episode.
  Hal ini mungkin telah mengakibatkan kepunahan massal dan leher botol genetik; diversifikasi yang diakibatkan mungkin telah mengakibatkan munculnya biota Ediacara, yang segera muncul setelah episode "Bumi bola salju" terakhir.
• The term "snowball Earth" was coined by Joseph Kirschvink in a short paper published in 1992 within a lengthy volume concerning the biology of the Proterozoic eon.
  Istilah "Bumi bola salju" ("snowball Earth") diberikan oleh Joseph Kirschvink, seorang profesor geobiologi pada California Institute of Technology, dalam makalah pendek yang diterbitkan tahun 1992 dalam volume panjang mengenai biologi dalam eon Proterozoic.
• This hypothesis has been termed the "Snowball Earth", and it is of particular interest as it precedes the Cambrian explosion in which multicellular life forms began to proliferate about 530–540 million years ago.
  Hipotesis ini disebut sebagai "Bumi Bola Salju" dan menarik karena mendahului letusan Kambrium, yang merupakan peristiwa saat bentuk kehidupan multisel mulai berkembang biak sekitar 530-540 juta tahun yang lalu.
• Interest in the notion of a snowball Earth increased dramatically after Paul F. Hoffman and his co-workers applied Kirschvink's ideas to a succession of Neoproterozoic sedimentary rocks in Namibia and elaborated upon the hypothesis in the journal Science in 1998 by incorporating such observations as the occurrence of cap carbonates.
  Ketertarikan akan "bumi bola salju" meningkat pesat setelah Paul F. Hoffman, profesor geologi pada Harvard University, dan rekan-rekan pengarang menerapkan ide Kirschvink pada kelanjutan sedimen Neoproterozoic di Namibia, menjabarkan hipotesis ini dengan memasukkan pengamatan seperti terbentuknya cap carbonate, dan menerbitkan hasil mereka pada jurnal Science pada tahun 1998.